Senin, 11 Agustus 2014

Rapuh

Dan ketika hati telah rapuh, air mata tak mampu lagi menetes, seolah bagai pohon yang akan tumbang. ketertarikan dengan alampun tiada guna. hanya bisa menunggu waktu yang akan melenyapkan batang demi batang tubuhnya. daun hijaupun yang dulu mempercantik tubuhnya tak lagi memberikan titik cerahnya. ranting-ranting yang membuat semakin indahpun tak mampu berbuat apa2 ketika akar yang memperkokohnya ternyata tak lagi menjadi akar yang kuat dan kokoh. yang penuh dg berbagai  nutrisi dan air untuk tetap berdirinya sebuah pohon. ya, sama dengan hati, ketika tegarnya diri ternodai dg kebohongan goresan demi goresan yg tak dirasa. namun ketika waktu berbicara, pada titik akhirnya goresan itu sendiri yang mampu mematikannya sedikit demi sedikit. berbagai rasapun mulai berkecambuk mematikan sel sel tubuh hingga otaknya, dan mempengaruhi siklus pada tubuhnya. teriring termaramnya lilin dan gelapnya hati, mempermudah hati untuk semakin mendekati ilusi jiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar